Teks Cerpen dari hikayat

                                                                         Abu nawas

 

            Di tempat persidangan terdapat kasus antara 2 perempuan yang berdebat atas kepemilikan sebuah Bayi, ada perempuan yang bernama Fitri, dan ada yang bernama Winda.

Kasus yang seperti ini sudah biasa terjadi sebelumnya, dan biasanya kasus seperti in cepat selesai. Namun kali ini Hakim sendiri merasa kebingungan dan tak tahu mau melakukan apalagi untuk menylesaikannya.

Karena terus merasa bingung dengan kasus ini, akhirnya Hakim memutuskan untuk menunda sementara kasus ini, dan memutuskan untuk meminta bantuan dari sang Raja. Dan rajapun ikut untuk mencoba menyelesaikan kasus tersebut, raja menggunakan strategi Rayuan pada kedua perempuan itu agar ada yang mau mengalah dan menyerahkan bayi itu. Sayangnya kedua perempuan itu tetap bersikukuh dan terus berdebat atas kepemilikan bayi itu.

Sang raja pun merasa sudah kehabisan akal dan kebingungan. Akhirnya sang raja berpikir agar masalah ini akan diselesaikan oleh Abu Nawas, setelah mendengar itu Hakim memutuskan untuk melanjutkan kasus ini di esok hari.

Pada malam harinya Abu Nawas terus berpikir tentang cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah ini.

Pada keesokan harinya (Siang hari), Abu Nawas pun hadir di persidangan bersama hakim, Raja, dan kedua perempuan itu. Dan persidangan pun dimulai, Abu Nawas dating ke persidangan itu tidak sendirian, namun di sertai dengan pria yang siap untuk meng eksekusi atau lebih dikenal dengan algojo.

Abu nawas meminta agar sang Bayi diletakkan di atas meja, dan meminta agar kedua perempuan tadi harus ada yang mengalah, kalu tidak bay tersebut akan dibelah menjadi dua.

Si Fitri setuju untuk membelah bayi itu, namun si Winda tak setuju dan memutuskan untuk mengalah dan menyerahkan bayinya pada Fitri (dengan syarat bayinya jangan dibunuh). Melihat reaksi winda akhirnya Abu Nawas memutuskan untuk memberikan hak kepemilikan bayi itu pada si Winda, karena ia tahu bahwa Seorang ibu pasti sayang pada anaknya, dan tidak mau anaknya terluka.

 

 

 

 

 

Unsur Intrinsik

Tema : Kasus perebutan bayi

Tokoh & penokohan :

-          Fitri, pada cerpen ini terlihat bahwa ia tokoh antagonis cerita. Dan memiliki sifat dengan keegoisan tinggi.

-          Winda, pada cerpen in terlihat bahwa ia tokoh protagonist cerita. Dan memiliki sifat yang penyayang dan lemah lembut.

-          Hakim, pada cerpen ini terlihat bahwa ia adalah tokoh tritagonis. Dan memiliki sifat adil & bijaksana.

-          Abu nawas, pada cerpen in terlihat bahwa ia adalah tokoh Tritagonis. Dan memiliki sifat pintar, adil dan bijaksana.

-          Raja, pada cerpen in terlihat bahwa ia adalah tokoh figuran. Dan memiliki sifat pandai dan bijaksana sebagai seorang raja.

-          Algojo, pada cerpen in ia terlihat bahwa ia adalah tokoh figuran.

Alur : Maju

Latar :

-          tempat persidangan (latar tempat), siang hari (latar waktu),    Bingung (latar suasana).

Amanat :

- Bahwa yang telah menjadi hak kita, tidak akan jatuh pada orang lain.

- Haru adil & bijaksana.

Sudut pandang : orang ke tiga.

Komentar